Rabu, 09 Januari 2013

Sang Bumi Ruwa Jurai







Sang bumi ruwa jurai

Lampung merupkan salah satu propinsi di Sumatera yang di tinggali oleh berbagai macam suku budaya karena adanya program transmigrasi pada zaman pemerinthan presiden Soeharto. Banyak suku tinggal disana diantaranya suku Sunda, Jawa tengah, Minang, Bugis, Bengkulu dan Bali. Sejak lama mereka tinggal di tanah sai bumi ruwa jurai yang artinya (satu bumi dua penghuni yaitu penduduk asli dan pendatang).

  Masyarakat asli dan pendatang dapat hidup dengan selaras  meskipun berpedaan latar belakang budaya memisahkan mereka . Perbedaan latar belakang budaya tak menyurutkan niat mereka untuk berbaur satu sama lain. Di lampung sendiri jumlah penduduk aslinya lebih sedikit dari pada suku pendatang. Suku lampung bisa dikatakan menjadi minoritas ditanahnya sendiri. Namun hal ini tak lantas membuat masyarakat lampung menutup diri dengan masyarakat suku lain. Masyarakat Lampung mempunyai sikap tersendiri menerima tamunya yaitu dengan menghormati dan menghargai adat-adat yang dimilki oleh suku pendatang. Masyarakat Lampung sendiri  tak enggan untuk berbaur dengan para suku pendatang. Hal ini yang menyebabkan para suku pendatang merasa kerasan tinggal di tanah sai bumi ruwa jurai tersebut. Mereka membangun komunitas-komunitas dengan budaya dan bahasa nya. Hal ini dibuktikan demgan adanya nama-nama kampung yang berciri khas daerah-daerah dari suku tertentu misalnya kampung Bali,  umumnya disana tinggal para masyarakat suku Bali dan di kampung tersebut juga terlihat ornamen ciri khas bali yang sungguh kental sehingga bagi orang-orang yang akan berkunjung kesana akan merasa berada di Bali sesungguhnya. Hal ini menjadi keunikan tersendiri bagi propinsi Lampung karena meskipun terdapat ragam suku yang tinggal disana mereka tetap bisa berbaur satu sama lain dengan tetap mempertahankan budaya dari tempat asalnya. Memang meskipun  ada kelebihan adapun kekurangan nya.

 Hal  yang lumrah bagi adanya keragaman suku di suatu daerah yaitu masalah ketahan budaya. Misalnya saja ada pergeseran nilai pilihan bahasa yang terjadi di kalangan masyarakat asli Lampung . Bahas lampung tidak lagi menjadi pilihan bahasa dikomunikasi sehari-hari masyakat lampung. Masyarakat lampung lebih cenderung menyukai menggunakan bahasa indonesia untuk berkomunikasi dimasyarakat. Hal inin tak dapat di persalahkan karena mengingat banyak suku pendatang. Hal ini menjadi suatu hal yang membuktikan bahwa masyarakat lampung ingin merhagai masyarakat pendatang. Masyarakat lampung menggukan bahasa indonesia guna dapat berbaur dengan masyarakat dari suku lain yang memiki budaya dan bahasa yang berbeda. Penggunaan bahasa Indonesia harusnya tidak menjadi alasan bagi para generasi muda suku asli Lampung untuk tidak menguasai bahasa dan budaya asli daerahnya. Karena jika bukan mereka yang ikut serta melestarikan nya tak akan ada lagi yang dapat melestarikan budaya dan bahasa lampung untuk terhidar dari kepunahan.
Adapun fakta meskipun bahasa lampung tak lagi menjadi pilihan bahasa di gunakan sebagai bahasa pilihan dalam pergaulan di masyrakat. Namun bahasa lampung masih di pergunakan di lingkungan adat dan di acara-acra adat setempat. Bandingkan dengan Jakarta, sama seperti halnya Lampung. Jakarta juga di tinggali oleh banyak masyarakat suku pendatang dan bisa di katakan bahwa masyarakat asli betawi juga menjadi kalangan minoritas di tanahnya sendiri. Namun mereka tetap bisa mempertahankan budaya dan bahasa asli setempat. Sehingga tak menghilankan ciri khas betawi di tanah Jakarta. Hal tersebut juga sama halnya dengan Lampung harusnya mereka juga bisa menonjolkan ciri budaya di tanahnya sendiri bukan sebaliknya.

Mengingat keselarasan hidup dari keragaman suku yang ada di Lampung akan sangat disayangkan jika adanya konflik diatara mereka. Sebab sebenarnya keragaman tersebut dapat menjadi ciri unggul yang membedakan Lampung denga daerah lain di Indonesia. Selain itu juga menambah macam pariwisata yang ada di Lampung. Salah satu contohnya di jakarta sudah ada taman mini yang di dalamnya terdapatberbagi macam rumah adat khas indonesia istilahnya miniatur indonesia . Bagaimana jika Lampung sendiri membuat miniatur indonesia secara real tak hanya bangunan namun kehidupan budaya masyrakat yang berbeda-beda dari setiap daerah. Mengingat banyak nya suku yang tinggal di lampung hal tersebut hendaknya dapat dimanfaatkan dengan baik. Suku-suku tersebut juga telah membangun kampung-kampung khusus untuk para komunitasnya. Selain itu kampung tersebut juga sudah bernuansa khas budaya nasing-masing daerah . Hal ini bisa menjadi suatu potensi objek wisata yang menguntungkan bagi propinsi Lampung jika halnya tersebut dapat dikelola dengan baik dan bijak. Hal tersebut dapat menarik minat para wisatawan asing maupun domestik. Namun hal resebut juga harus diimbangi dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia dan juga kualitas manajemen. Agar objek yang berpotensi menjadi objek wisata tersebut dapat berkembang dengan baik. Misalnya peningkatan kualitas fasilitas dari penginapan, transportasi, kebersihan, makanan dan adanya tur guide yang terlatih. Tak ketinggalan hal tersebut juga harus di imbangi dengan promosi yang bagus agar semua hal yang di upayakan dapat dilaksanakan dengan baik. Dalam hal ini kesadaran dari pemerintah dan terutama masyarakat sangat berpengaruh guna membangun sang bumi ruwa jurai menjadi propinsi yang lebih baik lagi.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda