Rabu, 09 Maret 2011

wisata kota tua

  WISATA KOTA TUA



hari sabtu yang cerah namun agak sedikit mendung dan hujan rintik-rintik ,, namun hal itu tak mengurunkan niat masyarakat untuk berpergian hari itu disatsiun pondok cina sangat ramai ahri itu saya dan kedua teman saya angelina dan wela ingin mengunjungi museum fatahilah dengan membeli tiket seharga Rp.5.500 kita sudah bisa menaiki kereta sampai stasiun jakarta kota , tentu nya kita akn melewati beberapa stasiun dan satasiun jakarta kota adalah stasiun terakhir pemberentihan kami , begitu saya sampai disana saya begitu senang karena ini pertama kali nya saya menginjakan kaki di stasiun jakarta kota ,, khas banguna kuno begitu terasa disana , langit-langit stasiun itu masih bermodelkan asitektur belanda , jalur kereta nya saja ada 14 dan itu merupakan jalur terbanayak yang ada disatasiun jakarta , jelas saja stasiun jakarta kota merupakan stasiun induk , banayak kerta dari seluruh penjuru jawa akan berhenti distasiun itu , begitu keluar dari stasiun jakarta kota kita akan disuguhkan pemandangan jalan yang becek , banyak pedagang kaki lima yang berjualan , sampah dimana-mana dan para supir angkot yang berebut penumpang , dengan berjalan sekitar sepuluh menit dari stasuin jakarta kota kita akan sampai di museum fatahilla h,
 di sana juga terdapat lapangan yang cukup besar yang biasa disebut taman fatahilla dan dikelilingi juga oleh alu-alun bangunan tua peningggalan zaman penjajahan belanda , dan sayang nya banguna itu tak cukup terawat karena atap nya hampir 40% runtuh , sungguh sanagt disayangkan disan juga banyak pedagang kaki lima yang sedang berjualan , tak cukup tertata rapih sehingga menimbulakan efek kumuh , terlihat sampah dimana-mana karena kurang nya fasilitas tempat smapah dan kurang nya kesadaran masyarakat untuk tidak membuang samapah sembarangan , namun jika anda ingin suasana yang bersih disan juga terdapat cafe-cafe salah satu cafe nya adalah cafe batavia , disan juga banyak turis mancanegara , bicara tentang musium fahilah saat itu kami tidak bisa masuk karean musium itu buka hanya di hari kerja yaitu senin-jum'at sedangkan sabtu minngu tutup ,

Museum Fatahillah diresmikan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin pada 30 Maret 1974. Bangunan bergaya arsitetur kuno abad-17 menempati areal tanah seluas 13 ribu meter persegi. Dahulu bernama Stadhuis atau Stadhuisplein, digunakan sebagai Balai Kota, pusat pemerintahan Belanda saat berkuasa di Indonesia. Di bagian dalam museum ini, ditampilkan sejarah Jakarta dari masa ke masa, selain itu juga dipamerkan hasil penggalian arkeologi, replika peninggalan masa Tarumanegara dan Padjajaran. Museum ini juga terkenal memiliki koleksi yang tak ternilai harganya, yaitu meubel antik abad ke-17 dan 19, yang mencerminkan perpaduan gaya Eropa, Cina dan Indonesia, gaya hidup masyarakat Batavia waktu itu.
Meskipun ada juga keramik, gerabah hingga batu prasasti. Koleksi lainnya adalah logam zaman VOC, aneka dacin / timbangan, perabotan rumah tangga antik dari abad 17-19, benda-benda arkeologi dari masa pra-sejarah, masa Hindu Budha hingga masa Islam, meriam kuno serta bendera dari zaman Fatahillah. Juga terdapat lukisan-lukisan karya Raden Saleh, koleksi benda budaya masyarakat Betawi yang diketahui adalah merupakan masyarakat pemula yang bermukim di Jakarta. Koleksi-koleksi ini tersimpan di berbagai ruang, seperti Ruang Prasejarah Jakarta, Ruang Tarumanegara, Ruang Jayakarta, Ruang Fatahillah, Ruang Sultan Agung, dan Ruang MH Thamrin. Bahkan kini juga terdapat patung Dewa Hermes (menurut mitologi Yunani, merupakan dewa keberuntungan dan perlindungan bagi kaum pedagang) yang awalnya terletak di perempatan harmoni dan meriam Si Jagur yang dianggap mempunyai kekuatan magis.
Di sebelah timur pintu utama Museum Fatahillah, terdapat sebuah kafe yang bernama Kafe Museum. Kafe ini merupakan sarana pelengkap dari Museum Fatahillah dengan memanfaatkan gedung tua yang berarsitektur kolonial dan penataan interiornya yang disesuaikan, dilengkapi dengan pernak-pernik yang mengingatkan kita pada masa kolonial. Yang menarik dari kafe ini adalah daftar menu makanan yang bernuansa Betawi tempo doeloe dipengaruhi beberapa budaya, seperti Cina, Arab, dan Belanda. Mulai dari Portuguese steak, ong tjai ing, kwee tiaw, tuna sandwich “van zeulen”, “east indies” chef’s, soup “Ali Martak”, sampai ikan bawal “si pitung” dan pisang goreng “Nyai Dasima” tersedia di kafe ini. Jika ingin merasakan bagaimana suasana interaksi sosial pada jaman Belanda, tidak ada salahnya untuk mampir dan menghabiskan waktu di kafe museum. Kafe ini pada saat-saat tertentu akan menyajikan traditional live music seperti tanjidor, orkes keroncong, gambang kromong, dan aneka tarian betawi, terlebih jika ada even-even khusus.