Sang Bumi Ruwa Jurai
Sang bumi ruwa jurai
Lampung merupkan salah
satu propinsi di Sumatera yang di tinggali oleh berbagai macam suku budaya karena
adanya program transmigrasi pada zaman pemerinthan presiden Soeharto. Banyak
suku tinggal disana diantaranya suku Sunda, Jawa tengah, Minang, Bugis, Bengkulu
dan Bali. Sejak lama mereka tinggal di tanah sai bumi ruwa jurai yang artinya
(satu bumi dua penghuni yaitu penduduk
asli dan pendatang).
Masyarakat asli dan pendatang dapat hidup
dengan selaras meskipun berpedaan latar
belakang budaya memisahkan mereka . Perbedaan latar belakang budaya tak
menyurutkan niat mereka untuk berbaur satu sama lain. Di lampung sendiri jumlah
penduduk aslinya lebih sedikit dari pada suku pendatang. Suku lampung bisa
dikatakan menjadi minoritas ditanahnya sendiri. Namun hal ini tak lantas
membuat masyarakat lampung menutup diri dengan masyarakat suku lain. Masyarakat
Lampung mempunyai sikap tersendiri menerima tamunya yaitu dengan menghormati
dan menghargai adat-adat yang dimilki oleh suku pendatang. Masyarakat Lampung
sendiri tak enggan untuk berbaur dengan
para suku pendatang. Hal ini yang menyebabkan para suku pendatang merasa kerasan
tinggal di tanah sai bumi ruwa jurai
tersebut. Mereka membangun komunitas-komunitas dengan budaya dan bahasa nya.
Hal ini dibuktikan demgan adanya nama-nama kampung yang berciri khas
daerah-daerah dari suku tertentu misalnya kampung Bali, umumnya disana tinggal para masyarakat suku Bali
dan di kampung tersebut juga terlihat ornamen ciri khas bali yang sungguh
kental sehingga bagi orang-orang yang akan berkunjung kesana akan merasa berada
di Bali sesungguhnya. Hal ini menjadi keunikan tersendiri bagi propinsi Lampung
karena meskipun terdapat ragam suku yang tinggal disana mereka tetap bisa
berbaur satu sama lain dengan tetap mempertahankan budaya dari tempat asalnya.
Memang meskipun ada kelebihan adapun
kekurangan nya.
Hal yang lumrah bagi adanya keragaman suku di
suatu daerah yaitu masalah ketahan budaya. Misalnya saja ada pergeseran nilai
pilihan bahasa yang terjadi di kalangan masyarakat asli Lampung . Bahas lampung
tidak lagi menjadi pilihan bahasa dikomunikasi sehari-hari masyakat lampung.
Masyarakat lampung lebih cenderung menyukai menggunakan bahasa indonesia untuk
berkomunikasi dimasyarakat. Hal inin tak dapat di persalahkan karena mengingat
banyak suku pendatang. Hal ini menjadi suatu hal yang membuktikan bahwa
masyarakat lampung ingin merhagai masyarakat pendatang. Masyarakat lampung
menggukan bahasa indonesia guna dapat berbaur dengan masyarakat dari suku lain
yang memiki budaya dan bahasa yang berbeda. Penggunaan bahasa Indonesia
harusnya tidak menjadi alasan bagi para generasi muda suku asli Lampung untuk
tidak menguasai bahasa dan budaya asli daerahnya. Karena jika bukan mereka yang
ikut serta melestarikan nya tak akan ada lagi yang dapat melestarikan budaya
dan bahasa lampung untuk terhidar dari kepunahan.
Adapun fakta meskipun
bahasa lampung tak lagi menjadi pilihan bahasa di gunakan sebagai bahasa
pilihan dalam pergaulan di masyrakat. Namun bahasa lampung masih di pergunakan
di lingkungan adat dan di acara-acra adat setempat. Bandingkan dengan Jakarta,
sama seperti halnya Lampung. Jakarta juga di tinggali oleh banyak masyarakat
suku pendatang dan bisa di katakan bahwa masyarakat asli betawi juga menjadi
kalangan minoritas di tanahnya sendiri. Namun mereka tetap bisa mempertahankan
budaya dan bahasa asli setempat. Sehingga tak menghilankan ciri khas betawi di
tanah Jakarta. Hal tersebut juga sama halnya dengan Lampung harusnya mereka
juga bisa menonjolkan ciri budaya di tanahnya sendiri bukan sebaliknya.
Mengingat keselarasan
hidup dari keragaman suku yang ada di Lampung akan sangat disayangkan jika
adanya konflik diatara mereka. Sebab sebenarnya keragaman tersebut dapat menjadi
ciri unggul yang membedakan Lampung denga daerah lain di Indonesia. Selain itu
juga menambah macam pariwisata yang ada di Lampung. Salah satu contohnya di jakarta
sudah ada taman mini yang di dalamnya terdapatberbagi macam rumah adat khas
indonesia istilahnya miniatur indonesia . Bagaimana jika Lampung sendiri
membuat miniatur indonesia secara real tak hanya bangunan namun kehidupan
budaya masyrakat yang berbeda-beda dari setiap daerah. Mengingat banyak nya
suku yang tinggal di lampung hal tersebut hendaknya dapat dimanfaatkan dengan
baik. Suku-suku tersebut juga telah membangun kampung-kampung khusus untuk para
komunitasnya. Selain itu kampung tersebut juga sudah bernuansa khas budaya nasing-masing
daerah . Hal ini bisa menjadi suatu potensi objek wisata yang menguntungkan
bagi propinsi Lampung jika halnya tersebut dapat dikelola dengan baik dan
bijak. Hal tersebut dapat menarik minat para wisatawan asing maupun domestik.
Namun hal resebut juga harus diimbangi dengan peningkatan kualitas sumber daya
manusia dan juga kualitas manajemen. Agar objek yang berpotensi menjadi objek
wisata tersebut dapat berkembang dengan baik. Misalnya peningkatan kualitas
fasilitas dari penginapan, transportasi, kebersihan, makanan dan adanya tur
guide yang terlatih. Tak ketinggalan hal tersebut juga harus di imbangi dengan
promosi yang bagus agar semua hal yang di upayakan dapat dilaksanakan dengan
baik. Dalam hal ini kesadaran dari pemerintah dan terutama masyarakat sangat
berpengaruh guna membangun sang bumi ruwa jurai menjadi propinsi yang lebih
baik lagi.